Tepat tanggal 26 September Tahun 1982, pendirian Museum Bentara Budaya di Yogyakarta diresmikan pertama kalinya oleh Jakob Oetama selaku pendiri utama Kompas Gramedia.
Setelah dirikannya Bentara Budaya di Yogyakarta, kemudian lahir kembali Bentara Budaya Jakarta (BBJ) dengan bentuk yang unik secara fisik maupun nonfisik. Museum tersebut bisa dijadikan contoh kemitraan yang baik antara masyarakat dengan media massa.
Sejarah Museum Bentara Budaya
Bentara budaya tersebut resmi dibuka tanggal 26 Juni Tahun 1986 oleh pimpinan Kompas Gramedia, Jakob Oetama. Tujuan utama dari pendirian museum Bentara Budaya yakni untuk menyimpan, menambung dan menunjukkan kebudayaan bangsa dari daerah, latar belakang dan kalangan yang berbeda-beda.
Ide dasar dari pendirian Bentara Budaya di tahun 1980-an, ternyata di Yogyakarta menjadi Kota Budaya dengan ratusan seniman yang memiliki ruang pameran begitu minim yakni Karta Pusataka dan Taman Kebudayaan Yogyakarta. Namun kini sudah terdapat Gedung Negara untuk melakukan pameran ratusan karya seni dari para seniman yang paling ternama di Indonesia.
Maka berdirilah suatu Museum Bentara Budaya dengan kategori lembaga non-profit. Bentara Budaya di Kota Yogyakarta telah mempunyai seorang koordinator pada unit pelaksanaaan yang secara langsung dipimpin oleh Direktur Eksekutif dari Jakarta. Bahkan ada juga Dewan Kurator sebagai penentu suatu acara yang telah berlangsung di dalam Bentara Budaya. Oleh karena itu, seluruh proposal yang telah masuk dibahas secara langsung pada rapat Kurator.
Motto dari Bentara Budaya yakni “Sebagai utusan dari kebudayaan, Bentara Budaya telah mewakili dan menampung wahana budaya dari bangsa Indonesia, dari latar belakang, kalangan dan cakrawala berbeda-beda.

Balai ini telah berupaya untuk menampilkan berbagai macam bentuk dan juga karya seni yang pernah mentradisi. Atau mungkin beraneka ragam kesenian yang pernah merakyat dan populer.
Selain itu, karya-karya cipta yang baru dan seolah-olah tidak mendapat tempat atau mungkin tidak layak tampil pada gedung terhormat, tetap ada disini. Sebagai titik utama dari aspirasi yang telah ada dan aspirasi yang kini sedang tumbuh. Bahkan kini Bentara Budaya telah siap untuk melakukan kerjasama dengan pihak manapun”.
Koleksi Museum Bentara Budaya Jakarta
Adapun misi utama dari BBJ yakni untuk mengkomunikasikan beraneka ragam sejarah yang memberikan irama perjalanan dunia seni dari kebudayaan bangsa Indonesia. Bangunan Bentara Budaya Jakarta hasil karya arsitektur Romo Mangunwijaya tersebut terletak di Jalan Palmerah Selatan No.17, Jakarta (10270).
Bangunan BBJ terlihat begitu indah dan unik dengan pencerminan cita rasa seni dengan kualitas yang tinggi, tradisional dan anggun. BBJ mempunyai koleksi lukisan sebanyak 573 buah hasil karya-karya pelukis yang terkenal seperti Bosoeki Abdullah, H. Gunawan, Ahmad Sadali, Nyoman Daging, Sj. Abdullah, Dede Eri, Bagong K, Fadjar Sidik, Batara Lubis, Nasirun, Zaini dan sebagainya.
Para pengunjung bisa melihat berbagai macam karya lukisan yang indah dari berbagai macam pelukis yang mempunyai peran begitu penting dalam kehidupan sejarah seni lukis di Negara Indonesia.
Selain itu, Bentara Budaya Jakarta ternyata juga mempunyai 400 lebih koleksi patung yang kebanyakan dari daerah Papua dan Bali. Sementara untuk koleksi seni budaya jenis wayang golek di BBJ terdapat 120 jenis dengan tampilan karakter yang berbeda-beda. Bahkan koleksi seni budaya yang ada di Bentara Budaya juga dilengkapi dengan koleksi jenis mebel yang antik seperti kursi, meja dan juga lemari serta terdapat patung Buddha.
Ada lagi koleksi keramik sebanyak 625 buah asli dari lokal ataupun Internasional / Mancanegara. Koleksi keramik yang berasal dari lokal Indonesia seperti Bali, Singkawang, Cirebon, Trowulan dan Plered. Sementara keramik dari Internasional seperti dinasti China yang telah menyimpan berbagai macam sejarah penting yakni dinasi Ching, Tang, Ming dan Yuan. Para wisatawan bisa menikmati keunikan dan keindahan keramik dari dinasti-dinasti yang berbeda.
Salah satu wujud koleksi yang telah dibanggakan oleh Bentara Budaya Jakarta yakni Rumah Tradisional Kudus. Bentuk Rumah Tradisional tersebut asli dibawa dari Kudus Provinsi Jawa Tengah. Rumah Tradisional tersebut sebelumnya telah berada pada lingkungan Kauman, letaknya berada di daerah Menara Kudus. Sehingga para wisatawan atau pengunjung bisa memperoleh pengalaman menakjubkan ketika masuk dalam area Rumah Tradisional tersebut.

Kini BBJ dan BBY telah resmi menjadi lembaga seni kebudayaan nasioanl. Secara berkala BBJ telah mengadakan pameran-pameran kesenian, pemutaran film, pagelaran kesenian dan ruang diskusi yang menarik.
Selain bisa menikmati keindahan koleksi seni rupa di Bentara Budaya Jakarta, para wisatawan juga bisa berkunjung ke taman bacaan BBJ yang telah menyimpan begitu banyak koleksi buku dari penerbit Gramedia tentang buku-buku kesenian dan buku sastra Myra Sidharta.
Berkunjung ke lokasi taman bacaan di Bentara Budaya tersebut bisa meningkatkan pengetahuan para wisatawan yang lebih luas tentang seni kebudayaan Indonesia. Oleh karena itu, warga Jakarta dan sekitarnya dianjurkan untuk berkunjung ke Museum Bentara Budaya agar bisa memiliki wawasan luas tentang seni budaya Indonesia.
Bentara Budaya ternyata juga berperan penting dalam melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah seni kebudayaan Indonesia. Hal ini diwujudkan dengan mengoleksi beraneka ragam karya seni dari berbagai daerah yang menjadi wawasan utama dari kebudayaan Indonesia.
Semua koleksi karya seni tersebut telah disimpan dan dilakukan perawatan dengan baik di Museum. Tidak hanya digunakan sebagai presentasi kebudayaan tanah air, museum tersebut juga sering melakukan berbagai macam bentuk kegiatan kerja sama dengan lembaga-lembaga kesenian lainnya. Dan juga menjadi salah satu tempat terselenggaranya acara kesenian kebudayaan budaya lintas negara.
Oleh karena itu, kita sebagai warga asli Negara Indonesia selayaknya wajib menghargai kebudayaan kita dengan cara berkunjung ke Museum Bentara Budaya Jakarta.
Lokasi & Jam Operasional Museum
Seperti yang sebelumnya sudah diulas, di dalam Museum Bentara, Anda akan melihat beraneka ragam pameran foto, lukisan, seni tradisional, patung keramik, grafis, keramik kuno, radio lawasan, film bulanan, pameran wuwungan, lampu kuno, pawukon, jam kuno, celengan malo dan pertunjukkan seni tradisional atau musik jazz. Bagi Museum Bentara, mempresentasikan karya cipta dan mengoleksi karya seni menjadi momentum dalam pelestarian kebudayaan bangsa yang paling indah.
Bentara Budaya Jakarta berlokasi di Jln. Palmerah Selatan No.17, Jakarta. Museum Bentara Budaya ini dibuka pada hari Senin sampai Jum’at mulai pukul 08.00 WIB s/d 17.00 WIB.
Sementara pada hari libur / hari besar Nasional, museum Bentara ini tutup. Untuk tiket masuk ke museum Bentara Gratis / Free. Di dalam Bentara Budaya ini, ternyata tak hanya menyimpan berbagai macam benda atau karya cipta yang unik, tetapi juga muncul ide yang cermerlang untuk mengambil seni kebudayaan yang ada di kalangan masyarakat. Kemudian berlanjut pada perkembangan acara seni kebudayaan yang jangkauannya lebih luas.
Eksistensi dari Museum Bentara Budaya ini ditandai dengan munculnya pameran kemarik “Studio Temu Tembikar” hasil karya seni Pengrajin Liosadang dan seniman Adi (Alm) pada tahun 1985.
Indahnya berkunjung ke museum museum di jakarta 🙂